a. Kemampuan
Pemecahan Masalah
Suherman, dkk (2003:
92) mengemukakan bahwa “suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara
langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya”. Oleh karena itu
jika suatu masalah diberikan kepada seorang siswa, dan siswa tersebut dapat
mengetahui langsung jawaban dengan benar terhadap persoalan yang diberikan,
maka persoalan tersebut bukan dikatakan suatu masalah.
Baroody (Dahlan: 2011)
bahwa Problems dapat didefinisikan sebagai suatu situasi puzzling, di
mana seseorang tertarik untuk mengetahui penyelesaiannya, akan tetapi strategi
penyelesaiannya tidak serta merta tersedia, lebih jelasnya suatu problems memuat
(1) Keinginan untuk mengetahui; (2) Tidak adanya cara yang jelas untuk
mendapatkan penyelesaiannya; dan (3) Memerlukan suatu usaha dalam
menyelesaikannya.
Sehingga dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah adalah suatu
persoalan/pertanyaan membutuhkan penyelesaian/jawaban yang tidak bisa diperoleh
secara langsung, dengan kata lain suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya
jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat
dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui (Shadiq, 2004).
Pemecahan masalah
adalah proses melibatkan suatu tugas yang metode pemecahannya belum diketahui
lebih dahulu, untuk mengetahui penyelesaiannya siswa hendaknya memetakan
pengetahuan mereka, dan melalui proses ini mereka sering mengembangkan
pengetahuan baru tentang matematika, sehingga pemecahan masalah merupakan
bagian tak terpisahkan dalam semua bagian pembelajaran matematika, dan juga
tidak harus diajarkan secara terisolasi dari pembelajaran matematika (Turmudi,
2008).
Branca (Krulik dan
Reys, 1980) mengemukakan bahwa pemecahan masalah memiliki tiga interpretasi
yaitu: pemecahan masalah (1) sebagai suatu tujuan utama; (2) sebagai sebuah
proses, dan (3) sebagai keterampilan dasar. Ketiga hal itu mempunyai implikasi
dalam pembelajaran matematika. Pertama, jika pemecahan masalah merupakan suatu
tujuan maka ia terlepas dari masalah atau prosedur yang spesifik, juga terlepas
dari materi matematika, yang terpenting adalah bagaimana cara memecahkan
masalah sampai berhasil. Dalam hal ini pemecahan masalah sebagai alasan utama
untuk belajar matematika. Kedua, jika pemecahan masalah pandang sebagai suatu
proses maka penekanannya bukan semata-mata pada hasil, melainkan bagaimana
metode, prosedur, strategi dan langkah-langkah tersebut dikembangkan melalui
penalaran dan komunikasi untuk memecahkan masalah. Ketiga, pemecahan masalah
sebagai ketrampilan dasar atau kecakapan hidup (life skill), karena
setiap manusia harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. Jadi pemecahan
masalah merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki setiap siswa.
Untuk mengukur
kemampuan pemecahan masalah matematis diperlukan beberapa indikator. Adapun
indikator tersebut menurut Sumarmo (2012) sebagai berikut: (1) mengidentifikasi
unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur, (2) membuat model
matematika, (3) menerapkan strategi menyelesaikan masalah dalam/diluar
matematika, (4) menjelaskan/menginterpretasikan hasil, (5) menyelesaikan model
matematika dan masalah nyata, (6) menggunakan matematika secara bermakna.
Menurut George Polya menjelaskan dalam How to Solve It secara
garis besar mengemukakan empat langkah utama dalam pemecahan masalah yaitu: Understanding
the problem (memahami masalah), Devising a Plan (merencanakan
penyelesain masalah), Carrying out the Plan (menyelesaikan masalah sesuai rencana)
dan Looking Back (memeriksa kembaki hasil yang diperoleh) (Motter,
2010).
Menurut NCTM (2000:256)
indicator pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut: (1) membangun
pengetahuan baru melalui pemecahan masalah (2) memecahkan masalah matematika
maupun dalam konteks lain (3) menerapkan dan menggunakan berbagai strategi yang
tepat untuk memecahkan masalah (4) mengamati dan mereflesikan dalam proses
pemecahan masalah matematis.
Berdasarkan uraian di
atas, dalam penelitian ini indicator kemampuan pemecahan masalah yang akan digunakan
adalah menurut NCTM yaitu: (1) membangun pengetahuan baru melalui pemecahan
masalah (2) memecahkan masalah matematika maupun dalam konteks lain (3)
menerapkan dan menggunakan berbagai strategi yang tepat untuk memecahkan
masalah (4) mengamati dan mereflesikan dalam proses pemecahan masalah matematis
dan indicator yang digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu: (1) memahami
masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana
penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan pengecekan kembali, dengan alasan
strategi tersebut umum digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar